Wednesday, January 31, 2007

Menjadi Orang yang Kreatif

"Being creative is seeing the same things as everybody else but thinking of something different"
Kreatif adalah kemampuan untuk dapat mencipta atau berkreasi. Tidak sulit untuk menjadi kreatif. Salah satu ciri dari orang yang kreatif adalah bahwa ia mampu memunculkan beragam alternatif dari permasalahan yang dihadapinya.
Kreatifitas meliputi 3 hal : 1. Kreatifitas merupakan Kemampuan (Ability) Yaitu suatu kemampuan untuk membayangkan atau menemukan suatu hal yang baru 2. Kreatifitas merupakan Sikap (Attitude) Yaitu kemampuan untuk menerima perubahan dan sesuatu yang baru 3. Kreatifitas merupakan sebuah Proses (Process) Orang yang kreatif merupakan orang yang terus-menerus membuat perubahan dan perbaikan secara bertahap pada pekerjaan mereka. Keuntungan yang Diperoleh Dari Menjadi Orang yang Kreatif 1. Dapat mengembangkan potensi kita diluar batasan inteligensi 2. Adanya pertumbuhan kompetisi yang cepat dalam bisnis dan industri 3. Penggunaan sumber daya manusia yang efektif 4. Menemukan cara yang baru dan lebih baik untuk memecahkan masalah 5. Perkembangan masyarakat 6. Dapat meningkatkan pengetahuan 7. Merupakan aspek penting dari kesehatan mental 8. Mempengaruhi kepemimpinan yang efektif 9. Meningkatkan proses belajar
Sikap yang Dapat Meningkatkan Kreatifitas 1. Berani mengambil resiko. Scott Adams (The Dilbert Principle) mengatakan bahwa, "Creativity is allowing oneself to make a mistake". 2. Mempercayai gagasan diri sendiri. Meyakini bahwa kita mampu untuk mengadakan perubahan. Jauhkan dari rasa iri hati terhadap kemajuan orang lain. 3. Secara aktif terlibat dalam pengembangan gagasan yang muncul. Miliki keinginan untuk berbagi informasi atau gagasan dengan orang lain. 4. Antusias 5. Bebas 6. Tidak cepat puas 7. Meyakini bahwa ide yang aneh sekalipun bukanlah ide yang jelek. Fokuskan diri pada berkreasi, jangan dikacaukan dengan bagaimana melakukan kreasi tersebut. Jabarkan dulu semua ide-ide yang Anda miliki. 8. Berkolaborasilah. Jangan ragu untuk meminta bantuan atau dukungan orang lain terhadap ide atau proyek yang sedang Anda kerjakan. Hambatan untuk menjadi lebih kreatif 1. Kebiasaan Biasanya sulit dan tidak enak mengubah suatu kebiasaan, apakah kebiasaan itu baik atau buruk. 2. Waktu Kesibukan merupakan salah satu alasan orang untuk tidak menjadi kreatif. Di lain pihak, ada orang yang mempunyai waktu untuk menjadi lebih kreatif dengan mencari waktu dari 24 jam yang sama yang tersedia bagi setiap orang. 3. Takut Gagal Kegagalan dapat berbentuk pengasingan, kritik, kehilangan waktu, kehilangan pendapatan, atau kecelakaan. Akan tetapi, lebih baik gagal daripada tidak pernah mencoba sama sekali. 4. Kritik Orang Lain Secara tak sengaja kreativitas sering terhambat oleh kritik-kritik orang lain. Bila suatu gagasan baru diperkenalkan, kebanyakan gagasan tersebut sering dipatahkan dan diobrak-abrik orang lain. Memang kadangkala hal tersebut penting untuk membantu orang supaya tetap berpijak pada kenyataan, namun seharusnya kritik-kritik tersebut dapat menjadi pendorong bagi perbaikan kreativitas Anda sendiri.
Dr. Maxwell dalam bukunya Psycho Cybernetics menguraikan metode untuk mencapai hasil yang diharapkan secara kreatif. Buku tersebut menguraikan pengalaman membentuk pola reaksi baru yang otomatis melalui imajinasi. Caranya adalah dengan berbuat seolah-olah apa yang diinginkan akan terjadi besok, telah terjadi saat ini. Apabila proses itu dilakukan secara berulang-ulang, maka pikiran Anda akan terpusat ke arah tujuan yang dimaksud dan melibatkan automatic servo-mechanism Anda. diambil dari tulisan : (Esther Widhi Andangsari/bsb/dni)

1 comment:

Anonymous said...

Mari kita bangun nasionalisme baru

Oleh Muhammad Yahya Ns.

Krisis Multidimensional yang dialami bangsa Indonesia sejak paruh kedua tahun 90-an yang terus berlanjut hingga bergulirnya gerakan reformasi memunculkan kekhawatiran dan keprihatinan yang mendalam pada berbagai pihak. Gerakan reformasi yang diharapkan bisa memperbaiki kondisi bangsa yang sedang mengalami keterpurukan di akhir masa orde baru nampaknya tidak mampu melakukan percepatan dalam pemulihan (recovery).

Budiharjo (2002) menyatakan bahwa kebebasan yang didambakan sejak lama dan mulai berkembang sejak reformasi justru menghadirkan ‘kebablasan’ (anarkhisme). Seluruh kalangan tampaknya mengalami euphoria sehingga kurang memberi tempat pada etika dan kesantunan dalam menjalani kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Di tengah kebobrokan moral bangsa dan keterpurukan perekonomian Indonesia, pemerintah hendaknya memberikan kebijakan yang serius yang dapat memberikan kontribusi secara signifikan terhadap faktor-faktor penguatan ikatan kebangsaan yakni kebijakan dalam aspek Ideologi, aspek sejarah, aspek agama.

1). Kebijakan dalam aspek Ideologi :

a). Mengkaji dan mengembangkan ideologi secara kritis dan komparatif.

b). Sosialisasi ideologi harus dilaksanakan melalui berbagai jalur dan jenjang pendidikan.

c). Sosialisasi ideologi hendaknya dilakukan dengan berbagai metode yang inovatif, dialogis, aplikatif, dan kontekstual.

d). Materi pendidikan ideologi di setiap institusi pendidikan harus diintegrasikan dalam kurikulum.

2). Kebijakan dalam aspek sejarah :

a). Mengembangkan materi sejarah bangsa yang objektif, terbuka dan komprehensif.

b). Mengembangkan metode pengajaran sejarah untuk pemajuan dan pengembangan masyarakat, bangsa dan negara.

3). Kebijakan dalam aspek agama :

a). Mengembangkan materi agama yang komprehensif.

b). Mengembangkan metode pengajaran agama yang kritis, dialogis dan aplikatif.

c). Menciptakan kehidupan keagamaan yang interaktif-dialogis dan toleran.

Selain rekomendasi terhadap pengembangan factor-faktor yang signifikan pemerintah juga hendaknya memperhatikan dan melakukan upaya secara sungguh-sungguh untuk mewujudkan keadilan dibidang ekonomi, politik, hukum dan militer. Pembangunan aspek-aspek tersebut untuk terciptanya kondisi yang mampu mendukung peningkatan kualitas ikatan kebangsaan Indonesia, mendorong tumbuhnya media public, dan mendorong terjadinya dialog multicultural.

Jika pemerintah tidak memperhatikan secara serius faktor-faktor tersebut maka bersiaplah kelak kita akan menjadi bangsa dan Negara yang hanya tinggal sejarah yang nanti akan dijadikan sebagai cerita dongeng oleh bangsa lain bahwa bangsa ini pernah ada dan akan diceritakan kepada anak-cucu keturunan kita. Untuk itu ketika Indonesia belum menjadi Bangsa dan Negara dongeng, mari kita satukan dan rapatkan barisan, perkuat pundi-pundi kebangsaan. Karena di tangan kitalah bangsa Indonesia bisa menjadi bangsa yang selalu ada untuk dunia, bangsa yang kuat, teguh berprinsip, dan selalu beridealis demi kemajuan bangsa. Mari kita bangun nasionalisme baru. Mari kita wujudkan Reformasi di segala bidang yang membentuk sikap patriotisme, dan menjunjung tinggi nasionalisme terhadap bangsa dan negara Indonesia bukan reformasi yang berwujud separatisme dan anarkhisme. Wahai pemuda dan pemudi bangsa ingatlah akan sumpah kalian terhadap bangsa dan negara, sumpah yang kalian ikrarkan sebagai sumpah pemuda. Sumbangkan pemikiran dan ideologimu untuk kemajuan bangsa dan Negara.

Mari kita tunjukkan kehebatan bangsa kita kepada dunia agar martabat dan harga diri bangsa Indonesia tidak lagi dianggap rendah. Wujudkan cita-cita bangsa yang terukir dalam UUD’45 dan Pancasila. Buktikan wahai pemuda-pemudi bahwa bangsa Indonesia bukan bangsa yang bodoh, bangsa yang lemah, bangsa yang korup, bangsa yang bisa dibeli harga diri dan martabatnya. Berjuanglah kawan-kawan untuk semuanya sebelum Negara dan bangsa ini menjadi cerita dongeng oleh bangsa lain.